Lena sebuah perjalanan di antara sudut- sudut hari mengajak suasana pada peristiwa sebuah perenungan. Perenungan yang mengajarkan alkisah dari sebuah peroses kehidupan. Seluk beluk yang mengitari dan untaian kata hati yang membisikan sebuah harapan dalam di lemanya arus kehidupan. Tak sadarkah kita di mana saat ini kita sedang berada, mampukah nurani kita membuka kenyataan pada sebuah perjalanan yang saat ini sedang kita lalui. Perjalanan saat ini adalah sebuah penentu, penentu yang tak mampu tuk mengendalikan keadaan kita, sedang diri kitalah sebagai penentu dari setiap keadaan yang di alami. Tangisan demi tangisan mulai membasahi pipi menuturkan betapa beratnya sebuah beban yang di pertangguhkan. Masihkah kita tak tersadar dengan semua kejadian dan pembelajaran yang membenarkan akan sebuah kebenaran yang telah membiaskan cahaya. Sepekat apakah hati nurani bila tak mampu mendapat terang? sedangkan begitu dekatnya cahaya yang telah hadir. Tersadarlah wahai semua yang masih bernaung kesesatan yang nyata, tersadarlah sebelum semua terlambat dan sebelum semua kisah akan berakhir. Tengoklah kembali di mana saat kita terlahir dan hadir di kehidupan ini tanpa sebuah pilihan sedang di mana saat ini dan saat akhir sebuah kehidupan adalah sebuah pilihan. Coba renungkanlah kembali, karena sungguh kegagalan, kerugian dan penyesalan yang abadi bila hingga akhir dari sebuah kehidupan di dunia ini kita tidak dapat mengenal, memilh dan memeluk Islam.
Sahabat semua pastinya pernah menemui jalan buntu di dalam perjalanan kehidupan ini, jalan buntu adalah suatu istilah untuk sebuah jalan yang tertutup di mana keterkaitannya dalam sebuah problem atau permasalahan kehidupan adalah di kala kita merasa kehilangan arah dan ketidak mampuan diri mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang sedang di hadapi sehingga menghalangi tujuan yang ingin di capai di dalam kehidupan ini. Kita mungkin sering mendramatisir seolah tidak ada jalan lagi untuk mencapai tujuan yang ingin kita tuju dan capai, di kala kita menemukan sebuah jalan buntu dan kehilangan arah. Memang tidak ada jalan keluar jika kita hanya berpikir satu arah dan hanya mengandalkan satu cara saja. Namun lain halnya di kala kita mau berpikir terbuka dan mencari banyak cara atau solusi. Kesalahan kita adalah seringkali mempersempit pandangan dan pikiran kita. Seperti uraian di atas, pandangan dan pikiran kita sempit di karenakan kita hanya memikirkan satu cara saja, sehingga ...
Comments
Post a Comment