Memulai dan memahami sisa waktu yang ada, dimana detak jantung sudah mulai melemah dan masihkah kita berbangga diri dengan semua dilema dalam kenyataan yang saat ini kiita alami. Mulailah menghayati, menghayati dengan penuh kesadaran akan kejadian gelap- terang, hitam- putih, positif- negatif dll, menjadi suatu pertanda dan pertanyaan. Bisakah kita melihat kenyataan ini, benarkah apa yang kita telah ikuti adalah sebuah cahaya ataukah sebuah kegelapan. Memang benar adanya, kita sudah di takdirkan terlahir bersama dua sisi dan dalam dunia yang di selimuti kegelapan dan pertanyaanya adalah, mampukah kita selalu mengikuti cahaya dan mampukah kita menemukan cahaya sebagaimana bumi mampu menemukan matahari sebagai cahayanya dan selalu mengikutinya. Renungkan, cari dan temukan dimanakah cahaya yang sebenarnya sahabat. Cahaya yang akan mengantarkan kita pada konsistensi dan jalan yang lurus, jalan yang tidak akan pernah menyesatkan kita sedikitpun jikalau kita selalu mengikuti kemana arah dari cahaya itu. Sesungguhnya cahaya itu telah kita temukan dan teramat dekat, sebagaimana dijelaskan Dia ( Nabi Muhamad S.A.W ) adalah Rahmatanlil'alamin yaitu ; Cahaya dan Rahmad untuk seluruh umat Manusia dan Alam Semesta.
Sahabat semua pastinya pernah menemui jalan buntu di dalam perjalanan kehidupan ini, jalan buntu adalah suatu istilah untuk sebuah jalan yang tertutup di mana keterkaitannya dalam sebuah problem atau permasalahan kehidupan adalah di kala kita merasa kehilangan arah dan ketidak mampuan diri mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang sedang di hadapi sehingga menghalangi tujuan yang ingin di capai di dalam kehidupan ini. Kita mungkin sering mendramatisir seolah tidak ada jalan lagi untuk mencapai tujuan yang ingin kita tuju dan capai, di kala kita menemukan sebuah jalan buntu dan kehilangan arah. Memang tidak ada jalan keluar jika kita hanya berpikir satu arah dan hanya mengandalkan satu cara saja. Namun lain halnya di kala kita mau berpikir terbuka dan mencari banyak cara atau solusi. Kesalahan kita adalah seringkali mempersempit pandangan dan pikiran kita. Seperti uraian di atas, pandangan dan pikiran kita sempit di karenakan kita hanya memikirkan satu cara saja, sehingga ...
Comments
Post a Comment